| Judul | : | Gundala |
| Pengarang | : | Hasmi |
| Tahun Penerbitan | : | 1969 |
| Jumlah Volume | : | 23 Judul |
Gundala adalah tokoh komik ciptaan Harya Suraminata (Hasmi). Muncul pertama kali dalam komik Gundala Putra Petir pada tahun 1969. Lokasi cerita sering digambarkan di kota Yogyakarta. Gundala termasuk karakter komik yang cukup populer di Indonesia selain Si Buta dari Gua Hantu, Sri Asih, Panji Tengkorak, Godam, dll.
Ohya, sudah ada 2 film Gundala lho yang diproduksi. Yaitu Gundala Putra Petir (1981) dan remake-nya Gundala (2019). Perbedaan kedua film dari segi cerita seperti bisa dibilang berkebalikan. Jika di film tahun 1981 tokoh utama bernama Sancoko (di komik aslinya Sancaka) yang adalah seorang ilmuwan yang sedang membuat sebuah serum anti listrik. Nah, kekuatan kecepatan kilat dan kekuatan petir didapatkan ketika ia secara tidak sengaja bertemu dengan sang Dewa Petir.
Lalu jika film Gundala tahun 2019, nama tokohnya sama dengan di komik, yaitu Sancaka. Namun plot ceritanya agak berbeda. Sancaka diceritakan adalah seorang anak yatim yang tumbuh besar di jalanan dan saat dewasa, ia berprofesi sebagai satpam. Suatu hari tiba-tiba Sancaka tersambar petir yang entah bagaimana, membuatnya jadi memiliki kekuatan super (kalau saya yang terkena petir, bisa dipastikan langsung almarhum...hehe).
Kalau di komik, tidak pernah diceritakan kehidupan Sancaka kecil. Sancaka mendapat kekuatan saat tersambar petir dan dalam keadaan koma ia ditarik oleh suatu kekuatan dari planet lain lalu diangkat anak oleh raja Kerajaan Petir yang bergelar Kaisar Kronz, sekaligus diberkati kemampuan super yaitu bisa memancarkan geledek dari telapak tangannya. Kemudian Raja Taifun dari kerajaan Bayu memberinya kekuatan lari secepat angin.
Ide kekuatan Gundala ini menurut pengarangnya didapat dari tokoh legenda Jawa Ki Ageng Sela yang diceritakan bisa menangkap petir. Sementara kostum Gundala sendiri terinspirasi dari karakter The Flash (DC Comics).
Judul yang telah terbit antara lain (yang tercetak tebal berarti bisa didownload) :
Referensi:
Wikipedia
Ohya, sudah ada 2 film Gundala lho yang diproduksi. Yaitu Gundala Putra Petir (1981) dan remake-nya Gundala (2019). Perbedaan kedua film dari segi cerita seperti bisa dibilang berkebalikan. Jika di film tahun 1981 tokoh utama bernama Sancoko (di komik aslinya Sancaka) yang adalah seorang ilmuwan yang sedang membuat sebuah serum anti listrik. Nah, kekuatan kecepatan kilat dan kekuatan petir didapatkan ketika ia secara tidak sengaja bertemu dengan sang Dewa Petir.
Lalu jika film Gundala tahun 2019, nama tokohnya sama dengan di komik, yaitu Sancaka. Namun plot ceritanya agak berbeda. Sancaka diceritakan adalah seorang anak yatim yang tumbuh besar di jalanan dan saat dewasa, ia berprofesi sebagai satpam. Suatu hari tiba-tiba Sancaka tersambar petir yang entah bagaimana, membuatnya jadi memiliki kekuatan super (kalau saya yang terkena petir, bisa dipastikan langsung almarhum...hehe).
Kalau di komik, tidak pernah diceritakan kehidupan Sancaka kecil. Sancaka mendapat kekuatan saat tersambar petir dan dalam keadaan koma ia ditarik oleh suatu kekuatan dari planet lain lalu diangkat anak oleh raja Kerajaan Petir yang bergelar Kaisar Kronz, sekaligus diberkati kemampuan super yaitu bisa memancarkan geledek dari telapak tangannya. Kemudian Raja Taifun dari kerajaan Bayu memberinya kekuatan lari secepat angin.
Ide kekuatan Gundala ini menurut pengarangnya didapat dari tokoh legenda Jawa Ki Ageng Sela yang diceritakan bisa menangkap petir. Sementara kostum Gundala sendiri terinspirasi dari karakter The Flash (DC Comics).
Judul yang telah terbit antara lain (yang tercetak tebal berarti bisa didownload) :
- Gundala Putera Petir (1969)
- Perhitungan di Planet Covox (1969)
- Dokumen Candi Hantu (1969)
- Operasi Goa Siluman (1969)
- The Trouble! (Kerusuhan) (1969)
- Tantangan Bagi Gundala (1969)
- Panik (1970)
- Kunci Petaka (1970)
- Godam vs. Gundala (1971)
- Bentrok Jago-jago Dunia (1971)
- Gundala Jatuh Cinta (1972)
- Bernapas Dalam Lumpur (1973)
- Gundala Cuci Nama (1974)
- 1.000 Pendekar (1974)
- Dr. Jaka dan Ki Wilawuk (1975)
- Gundala Sampai Ajal (1976)
- Pangkalan Pemusnah Bumi (1977)
- Pengantin Buat Gundala (1977)
- Bulan Madu di Planet Kuning (1978)
- Lembah Tanah Kudus (1979)
- Gundala Sang Senapati (1979)
- Istana Pelari (1980)
- Surat dari Akherat (1982)
Referensi:
Wikipedia